secercah cahaya menerobos pucuk pinus
kemerlapnya menyebarkan pelangi di ruang jiwa
nurani memekarkan senyum berbingkai tawa
antara tulus dan tidak ia coba dirangkai
tak sudi kupu kupu berbagi warna
karena melati tak seindah dulu
hanya pelataran luka berselubung dusta
yang mampu tertangkap ujung mata
mengapa takdir seolah menghujat kita?
padahal tlah kita biarkan ia berjalan
kita ajarkan ia menyusuri bebatuan
hingga akhirnya hilang dikegelapan
sungguh! asa dan kenyataan jarang bergandeng tangan...........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar