apa yang merampas senyum dari lekuk bibirmu?
sehingga hanya sinis yang mampu terukir dari sana?
ataukah para malaikat tlah merampas perbendaharaan kata katamu
hingga hanya bisu yang kau tawarkan dalam diam
senja tlah begitu jauh meninggalkan kita
dan kini malam merambat menjadi kelambu kelabu
tak ada lagi senandung yang memujiku
karena Sang Pemuji tak sudi bersuara
lalu dalam bimbang kubentangkan tanya
pada mega dan bintang yang terdampar di cakrawala
apakah sekelip mata rasa itu berubah benci
atau memang hati jarang jujur pada luka?
perih yang tercipta dari hukuman ini
meski aku tak pernah bisa untuk menghujatmu
andai perasaan ini adalah suatu kesalahan
maka aku ingin malam melumatnya dalam kelam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar